Sabtu, 01 Februari 2020

Disinilah awal Aku memulai segalanya



sore hari dikejutkan dengan suara telphone dari sebrang kota. kata ibu, paman yang kedua dari terakhir sudah siap mengantarkanku untuk tes masuk dunia pesantren, hari ini hari sabtu, hari dimana aku sedang libur sekolah, sudah dipastikan bukan berarti sekolahku benar- benar libur, tapi aku yang meliburkannya sendiri. Dengan perlengkapan seadanya, aku dan Abah berangkat sangat pagi pada keesokan harinya.

“Oweeek” aku muntah untuk kedua kalinya, entah kenapa setiap perjalanan suhu badanku seperti menolak untuk duduk manis di dalam kendaraan umum. Abah yang ada disampingku segera menyodorkan plastik hitam kedekat mulutku, “oweeek”.

“Masih jauh ya?” tanyaku pada Abah. Padahal aku hendak tes kesuatu pesantren yang tidak jauh dari kabupaten pandeglang, sekitar tiga jam pesantren yang hendak kutuju jaraknya dengan rumah. Namanya juga anak kampung yang jarang sekali bepergian dengan kendaraan, maklum saja setiap kali perjalanan menggunakan kendaraan aku selalu mabuk perjalanan.

Sobang- Panimbang- labuan- menes-  sodong- saketi- Cikaduen- mengger. Itulah perjalanan yang kulalui kira- kira begitu rutenya, di mengger kita berdua turun untuk ganti kendaraan umum lainnya, yaitu harus menaiki angkot jurusan mengger- pari. Namun, saat dimengger kulihat kaka keduaku menampakan batang hidungnya, “baru nyampe?” tanyanya sembari mengecup tangan kanan Abah. “Mana ka jumannya?” tanya Abah kemudian pada kaka. Sekitar lima menit kami bertiga menunggu Paman akhirnya datang juga. Itu Pamanku, adik keenam dari ibu yang kupanggil dengan sebutan kaka saja bukan dengan sebutan paman. Entah kenapa Aku pun tidak faham, hanya saja sampai sekarang aku mendefinisikannya “mungkin karena pamanku yang satu ini umurnya sama persis dengan kakaku yang pertama”.

“kita bertiga duluan aja ke pari” ucap paman pada aku dan kaka. Sedangkan Abahku menunggu giliran untuk dijemput kembali oleh paman.

Tidak lama dari keberangkatan kami bertiga, Abahku panik, karena ada kecelakaan pengendara sepeda motor dengan mobil. ia segera melihat ketempat kecelakaan tersebut yang tidak jauh dari tempatnya berteduh. Satu persatu manusia yang mengelilingi orang yang terkena musibah itu disingkirkannya dengan sigab, “apa yang kecelakaan mereka bertiga?” tanya Abah dalam hati. Perasaan was- was ditambah lagi campur aduk bersatu menjadi klop. Setelah dilihat dengan seksama, barulah Abah keluar  dari kerumunan banyak orang dengan mengucapkan syukur tiada henti, “Alhamdulilah bukan mereka bertiga”.

Sesampainya di pari, tepatnya di pesantren modern daar el falaah, aku duduk manis menikmati banyak soal yang sebenarnya tidak tahu  soal itu harus kuapakan. Yang terpenting selesai, tekadku saat itu. Dan itu terbukti dengan hasil pengumukan kelulusan masuk pesantren saat diumumkan.

“tunggu sebentar ya untuk melihat hasil tesnya” tiba- tiba suara panitia membuyarkan lamunanku.

“Naha bisa langsung tau gitu ya hasil tesnya, aneh” tandasku spontan.

Kulihat tabel nilai di secarcik kertas yang panitia berikan pada amplop coklat. 6.62, kira- kira segitu nilai tes masuk pesantrenku waktu SMP. Angka yang terbilang sangat rendah, tapi angka tersebut sudah termasuk cukup untuk diterimanya seorang AKU di pesantren Modern Daar el Falaah, mandalawangi pandeglang Banten.

“Kita sekarang Lihat Pesantren Putrinya ya di daerah bangkong” kata paman membuatku bingung dengan perkataannya yang barusan diucapkan.

“Di daerah pari Ini Pesantrennya untuk Putra”, katanya lagi menjelaskan padaku. Aku hanya mengiyakan saja yang barusan paman jelaskan, sekitar 1 KM kami pun akhirnya sampai di tempat Putri, kulihat sekeliling Pesantren, sangat berbeda arsitektur bangunan Putra dan Putri yang barusan aku lihat, “Ini serius nih pesantren yang akan aku tempati” kataku dalam hati.

Disinilah, Pesantren Modern Daar el Falaah Putri, yang terletak di Bangkong, Mandalawangi, Pandeglang, Banten. Disinilah Awal aku memulai segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak Sekedar Cerita

1 Muharam

 Apa yang kamu ketahui tentang 1 Muharam. Tahun baru Islam? Atau apa ? Makna 1 Muharam bagi semua umat Islam merupakan Tahun Baru Islam atau...