Jumat, 01 Februari 2019

Puncak gede - 2958 Mdpl

Kecemasan membuat orang suram
Ketakutan membuat orang bungkam 
dan keberanian membuat orang maju menaklukan keduanya.  


Pada Tahun  2017 tepatnya tanggal 3- 5 November, Aku ikut muncak ke gunung gede pangrango dengan rombongan pesantren sahabatku yang ada di jakarta timur. 

Awal mula aku bisa naik gunung gede, karena aku selalu curhat kesahabatku itu tentang "galau, pengen liburan, males kuliah, dan banyak masalah pribadi yang bikin aku suntuk".

suatu hari, sahabatku itu ngajak kegunung gede. tapi, kata dia bukan dengan kakanya, melainkan dengan rombongan pesantrennya. hmmmm.... aku waktu itu gak ada pilihan lain lagi, aku langsung mengiyakan ajakannya, dan minta didaftari sebagai anggota muncak gede pangrango.

seminggu setelah ditawari muncak, aku bingung karena tidak ada uang untuk membeli perlengkapan muncak, belum punya sepatu, tas juga belum ada, bahkan jaket untuk dipake digunungpun belum punya. mau gak mau aku harus serching belanjaan yang murah lewat online shop dengan tidak terlalu memakan uang banyak. tapi, namanya juga jaman milenial, semurah murahnyapun aku habis kurang lebih 500.000 rupiah, itu belum termasuk Daftar naik gungungnya.

Sehari sebelum hari H, Aku minta restu keustadzah pesantren Mahasiswa yang aku tempati, oya sebelumnya aku mau ngasih tau bahwa aku tinggal dipesantren yang isinya mahasiswa semua yang berada di Legoso ciputat. sore itu gak seperti biasanya, aku setoran hafalan Qurannya lancar banget (biar bisa di izinin sih), tapi ustadzahku bilang "buat apa sih naik gunung, gak ada faedahnya", dari situ aku mulai deg- degan ( deg - degan karena takut gak diizinin, bukan deg - degan mau naik gunungnya sih). hmmmm... dan akhirnya setelah dilobi, dirayu, ustadzahku luluh juga, dan aku langsung berangkat menuju jakarta timur, saat itu jam menunjukan angkanya ke angka 17.00.

lima menit, sepuluh menit, dua puluh menit, grab bike yang aku pesan belum juga datang, bingungnya minta ampun sampe aku cancel pesanan grab yang pertama, lalu aku pesan lagi grab bike setelah itu, dan tidak lama kemudian datang juga pesanan grab yang kupesan. 

"buru- buru gak neng?" tanya babang grabnya.
"enggak bang" kataku kemudian, padahal sebenarnya aku diburu oleh waktu, tapi demi keselamatan perjalanan dari ciputat ke jakarta timur, aku bilang "tidak buru- buru". 

ditengah perjalanan, aku membuka hand phone entah untuk melihat pesan dari siapa, dan kebetulan muncul juga pesan dari sahabat yang hendak kukunjungi.

"roha, kalau udah dateng kepesantren aku, masuk aja, dan bilang temennya savith". glekkk, baiklah, rupanya sahabat aku itu sedang  ada dipesantren, dia sedang berada dijakarta barat untuk memesan perlengkapan naik gunung untuk semua santri, maklum dia itu pengurus sekaligus ustadzah yang bertanggung jawab dipesantrennya itu. 

Adzan maghrib berkumandang, aku belum juga datang ketempat yang dituju,sedangkan macetnya kendaraan tidak pernah surut dari bidikan lensa mata.

"neng, mau solat maghrib dulu ga?" Aku ditawari istirahat sebentar oleh babang grabnya itu, "boleh pak", jawabku kemudian. rupanya bapa grab yang aku tumpangi itu orang non islam yang sangat menghormati perbedaan, ketika setelah solat maghrib, kulihat babang grab hanya duduk menungguku diatas sepeda motornya.  "lanjut pak", kataku yang membuyarkan lamunannya. "siap neng" ucapnya kemudian.
 
sepanjang perjalanan, yang kuucapkan hanyalah dzikir pada Allah. karena, macetnya jalanan yang membuat semua kendaraan dijalan susah untuk bergerak sedikitpun. saat Adzan isya berkumandang, kulihat di map Hand phoneku jarak yang kutuju hanya beberapa menit lagi, namun hingga menit yang ditujupun belum juga sampai kepesantren sahabatku itu.



hmmmm.... jam sembilan malam lebih tiga puluh menit, aku baru sampai kesebuah pesantren yang dituju, itupun aku lalui dengan nyasar kesana kemari terlebih dahulu.

"roha ayo kumpul kelompok, kamu kelompok 3 ya" savith menyuruhku untuk kumpul kelompok dengan semua santri yang sebelumnya belum pernah kukenal, susah rasanya untuk mengawali perkenalan dengan orang baru bagiku.

kulihat sekitarnya, "gileee" batinku, aku tersentak saat melihat barang - barang yang mereka hendak bawa kepuncak, "Dikit dan simpel", sedangkan barang - barang yang hendak kubawa banyak dan model tasnya gedeeee,,,,,.Akhirnya mau tidak mau, aku bertukar tas dengan santri ikhwan( laki - laki) yang kapasitas tasnya sedang dan simpel.

jam setengah sebelas brifingpun selesai, aku beristirahat dikamar sahabatku yang hanya ditempati oleh dia sendiri ( maklum pengurus pesantren), tempatnya spesial dan setrategis menurutku, walaupun sedikit kecil dan udaranya yang cukup pengap.

kulihat lebih dari satu dua orang santri yang keluar masuk kamar sahabatku itu hanya untuk mengecek beberapa hand phone yang ada dikardus bawah meja belajar sahabatku itu, "iya itu hand phone semua santri dititipkan keaku ha" ucap savith ketika aku bercerita padanya, "dulu kamu yang nitipin hand phone ke teteh asrama, sekarang kamu yang dititipin ya fith" kataku padanya, lalu kucandai sahabatku itu "berarti secara tidak langsung kamu itu teteh asrama ya fith" kataku dengan gelak tawa yang keras. "enak aja" protesnya.

setelah sholat subuh, aku mengikuti rombongan yang ada untuk menuju kesebuah terminal yang paling dekat dengan pesantren, belum lama dari tempat pesantren, kakiku terasa ngilu dan badanku merasa capek. "kuat bener tuh anak - anak SD jalannya semangat dan enggak kelihatan capek sedikitpun" keluhku dalam hati. sesampainya diterminal, aku segera menuju bis yang ditunjukan oleh panitia agar aku masuk kedalamnya, "waduh, rombongan bisnya anak - anak semua, paling gede anak smp lagi" keluhku sekali lagi dalam hati. dan otomatis aku terpaksa untuk mengalah ketika yang lainnya tidak mendapatkan tempat duduk. sebenarnya akupun tidak mendapatkan tempat duduk yang layak, karena aku duduk hanya menempel setengahnya pada kursi bis yang kutumpangi, tapi sudahnya, namanya juga hidup, tidak melulu tentang enak, nyaman, tentram, dan idaman.

Empat jam perjalanan dari jakarta timur menuju cianjur, sesampainya dilapangan yang ada dicianjur
(entah tempat apa namanya, karena aku tidak mengenalnya), kami turun dari bis dan berganti naik angkot untuk menuju tempat simaksi pendakian gunung gede.


setelah selesai simaksi, makan siang, dan juga sholat dzuhur, kamipun bergegas menuju tempat yang dituju, yaitu tempat penginapan para pendaki yang bertempat tidak jauh dari gerbang pertama kali masuk area pendakian. hmmmm.... kukira malam harinya akan langsung muncak seperti orang - orang yang kudengar sebelumnya( yaitu muncak dimulai pada malam hari), nyatanya, pesantren yang kuikuti ini mempunyai agenda yang sangat spesial, bagaimana tidak spesial, acara yang diadakannya yaitu  khataman Al- quran dari sehabis sholat dzuhur hingga manghrib tiba, "luar biasa ini pesantren" komentarku dalam hati. tidak hanya itu, ternyata agenda keseharian pesantren itu wajib khatam Al - quran lima juz setiap harinya, hafalan baru minimal satu lembar  sehari dan juga diwajibkan untuk memurajaah hafalan lamanya.  dan yang lebih istimewa dari pesantren yang kuikuti ini iyalah, santri dan santrinya kebanyakan tidak sekolah, mereka tidak sekolah atau khusus menghafal Al- quran bukan karena tidak memiliki biaya, ataupun sejenisnya, mereka kebanyakan orang berada, lahir dari keluarga mampu. namun, keseriusan mereka terhadap Al -Qur'an yang tidak mau diduakan oleh hal apapun, mereka lebih mengutaman Al- Qur'an daripada pendidikan dan ilmu lainnya.

Malam harinya, kamipun pengecekan ulang barang - barang yang hendak kubawa keatas puncak nanti, saat aku sedang sibuk ditengah kerumunan santri, tiba- tiba mataku tertuju kearah sebelah kiri, "woy sombong" teriaku pada arah yang kumaksud. "baju merah rok biru kerudung biru" teriaku sekali lagi, yang diteriaki hanya mencari - cari kearah yang dia maksudnya, "eh.... kok ada anak tengil ini sih" serunya kearahku. dia adalah zaki teman Aliyahku waktu dipesantren dulu, umurku dan umurnya berbeda dua tahun, aku lebih tua dua tahun darinya, karena ia masuk ke Aliyah langsung masuk kelas sepuluh pada tahun 2013, sedangkan aku masuk ke Aliyah melalui kelas I'dad (persiapan) terlebih dahulu pada tahun 2012.

"kok kaka ikut sih" tanyanya padaku, aku hanya menjawab asal, "ceritanya panjang zak".

obrolan dan candaan saat itu mengalir begitu saja, tidak terasa akupun banyak kenalan dengan temannya zaki saat itu juga, hmmm.... ini nih datang ketempat baru dengan bermodalan sendirian selalu mempunyai teman baru dan pengalaman baru. oya, zaki ini setelah lulus Aliyah tinggal satu pesantren dengan savith hanya saja tempat yang mereka diami berbeda tempatnya, savith tinggal di pesantren Al- hayah cililitan, jakarta timur, sedangkan zaki tinggal di al - hayah sumedah, kata bahasa kerennya "satu yayasan namun beda tempatnya".

 Menjelang tidur, aku bingung harus tidur dimana, karena tempat kelompoku tadi siang, sudah penuh dengan deretan ikan yang siap dihidangkan, heheeee... itu istilah santri ketika melihat banyak santri tidur ditempat yang sama dan posisi yang sama, menghadap sebelah kanan semuanya. akupun lagi- lagi harus mengalah, aku tidur dengan kelompok zaki yang ada dilantai dua, lumayan ubin yang ada dilantai dua terbuat dari kayu yang jika tidur sembarangpun tidak takut akan masuk angin.

saat pagi tiba, aku segera bergegas kekamar mandi yang ada ditempat vila itu. maklum, satu vila yang diisi banyak santri hanya ada dua kamar mandi yang tersedia, itupun bagi dua dengan santri putra, malang tak diuntung, nasib manusiapun sudah ada yang menyusunnya, akupun tidak bisa mandi saat itu, hanya cuci muka, gosok gigi, buang air kecil, dan juga wudhu, itu sudah lebih dari cukup.

 "kaka ini makanan aku taro mana ya?" tanya teman kelompoku. mereka itu berusia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

"sini kaka bawa, kebetulan tas kaka masih ada yang kosong nih" ucapku pada mereka. mereka itu hendak naik gunung seperti hendak liburan kepantai, banyak bawa makanan, minuman, dan juga jajanan.

sebelum berangkat, semua peserta berkumpul didepan vila, semuanya melantunkan yel - yel yang sama, bener- bener kompok.

"kaka itu, ini matras, sleaping bag, dan tenda" teriaknya kearahku. aku segera berbalik arah kesuara dibelakangku. "oiya ami ( paman), terimakasih" kataku setelah menerima perlengkapan darinya.

"sekarang pemberangkatan yang terakhir, kelompok yang paling unyu - unyu ini" kata umi- umi yang ikut pendakian dengan kami. itulah kelompok yang aku berada didalamnya. aku memang diikutkan dikelompok anak -anak, kata savith itu sengaja aku masukan kamu kekolompok anak - anak, karena yang pertama, kelompok mereka itu ada panitia yang menjamin keselamatannya, yang kedua karena ini adalah momen pertama bagiku kepuncak gunung, apalagi ini adalah gunung gede yang ketinggiannya 2958 diatas permukaan laut.

setapak- demi setapakpun kulalui dengan senang hati, apa lagi satu kelompok dengan anak SD membuatku tidak takut akan tertinggal rombongan. bagaimana tidak, karena kelompok kami terlalu sering berhenti diperjalanan, lima menit jalan, sepuluh menit istirahat. Enak sih, karena jujur aku tidak kuat akan jalan jauh apalagi untuk mendaki.

kulihat teman- teman yang satu rombongan denganku selalu mengemut permen atau madu ataupun coklat dimulutnya. "kreatif juga nih bocah" kataku dalam hati.

"nyesel juga ya, aku gak bawa cemilan anak - anak" batinku dalam hati, namun penyesalan itu sirna saat aku sampai di pos satu, "hmm... cukup bawa uang banyak inimah" kataku dalam hati. jajanan atau orang yang berjualan disetiap pos selalu ada, tinggal uangnya ada atau enggak, tapi harganya dua kali lipat dari harga biasanya, wajarlah karena mereka yang hendak berjualanpun memiliki resiko yang tinggi bagi keselamatannya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak Sekedar Cerita

1 Muharam

 Apa yang kamu ketahui tentang 1 Muharam. Tahun baru Islam? Atau apa ? Makna 1 Muharam bagi semua umat Islam merupakan Tahun Baru Islam atau...