aku terdiam
Hanya memendam rasa yang tak berujung
Kau datang Dan berkata
Maukah jadi pacarku
Dengan angkuhnya aku menolak
Hingga kau berpindah ke beberapa hati
Bermesraan di depan mata
Padahal kau tahu aku mencintaimu
Ah bodoh
Dan aku lebih bodoh ketika senyumku mengembang saat kau menitipkan salam pada guru pengabdian
Kapan ia sadar dari sikap bodohku
ah nasib
Sembilan tahun berlalu
Rasa cinta itu terus mengakar hebat
Hingga kau datang padaku
Bukan untuk mengucapkan rasa
Tapi datang memberiku undangan cinta
Nasib nasib
Ternyata
Selama ini aku hanya memendam rasa yang tak terbalas
Salah siapa hanya terdiam dan mengharapkan yang tak pasti
Cinta itu dikejar bukan didiamkan berabad abad
Perintah kawan lamaku
Tapi versi itu bukan tipeku
Diam dan bisu bagiku tindakan yang tepat
Aku menyeringai dalam diri
Saat sadar cinta ini sudah terlambat
ya terlambat
Karena sekarang dia sudah menjadi ayah untuk dua sosok bayi yang tak berdosa
Selamat tinggal cinta pertamaku selain dari Ayah dan kedua kakaku
Semoga dicinta keduaku ini
Aku tidak bernasib sial kembali
Tapi, apa mungkin hal itu menjadi nyata